Bukan mau menekankan soal kecepatan libasan waktu kehidupan
sebelum menikah dan sesudah menikah ya, memang dari dulu waktu begitu cepat
berlalu, tak terasa hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan
berganti bulan tahun pun bergulir cepat.
Mungkin ini akan beda kali jika orang yang ditawan dalam sel
tahanan, saya belum pernah Tanya tahanan sih.
Kita skip saja kehidupan setelah menikah tetap cepat
berlalu, bangun subuh, masih terasa adzan di Masjid langsung bangun ekh sudah
jam 6, tutup mata sebentar ekhh hampir kesiangan solat subuh, lari ke dapur
buat sarapan seadanya ekh sudah jam 7, pertanda mesti sudah siap mandi &
meluncur ke kantor, jam 9 sudah dikantor sembari bekerja dengan penuh interupsi
pun ekh tak terasa sudah jam makan siang, solat lagi terus kerja lagi, kadang
keluar visit ekh sudah jam 4 sore mesti balik kantor lagi balas email yang
banyak dan pecahkan masalah belum kelar kerjaan sudah jam 5 sore yang lain
sudah langsung ngacir saya masih menghela nafas sudah hampir maghrib.
Jadi buru-buru pulang deh soalnya biar masih bisa ketemu mr
big sebelum dia berangkat ke sekolahnya ekh ke kelas bahasa Indonesia nya yang
entah mengapa kok kemajuan berbahasanya masih membuatku galau. Cuma bisa
hitungan tapi kalau bercakapppppppppppp *tepokjidat!
Sampai rumah maghrib sudah lewat masuk isya segera makan
malam seadanya, kadang sudah tak makan lagi Cuma duduk bentar ekh sudah jam 11,
waktunya tidur padahal belum sempat
nonton tv loh…
Dan jam 12 akhirnya tidur ya sampai pagi berulang lagi…
Begitulah kualitas hidupku yang begitu dikejar-kejar waktu…
apakah hanya saya yang merasakan ini atau yang lain pun demikian… rasanya
pengen menikmati detik waktu berdentum namun saat ini serasa tikus dalam mesin
waktu yang berlari dalam lingkaran ….saya sekarang lagi mencari tombol mesin
waktunya. Ingin kuhentikan waktu dan rehat sejenak mengevaluasi hidup yang
sudah tiga decade ini…………….
0 comments:
Post a Comment