Gemes dech!!!!
Heran saya kadang-kadang dengan niat dan keinginan orang –
orang untuk hal hal baik dalam hidup ini, mungkin karena standarisasi saya yang
terlalu tinggi untuk mereka atau akunya aja yang terlalu ambisi dalam satu hal.
Contoh kecil saja, kebetulan aku berurusan dengan bebrapa
developer perumahan untuk urusan kerjaan, nah kebetulan lagi perusahaan developer ini
lagi membangun perumahan murah khusus untuk MBR ( Masyarkat Berpenghasilan
Rendah ) misi utamanya sebenarnya memberikan fasilitas rumah untuk
pegawai-pegawai atau karyawan baru bekerja yang belum sanggup mencicil rumah
yang sekarang harganya gila-gilaan mahalnya. Coba aja cek untuk property
wilayah Makassar dan sekitarnya rumah type paling kecil yaitu 36/78 ( Luas
bangunan 36 = 6x6 meter , dan luas tanah 6x12 meter ) itu setelah survey setahun
terakhir ini *pengumpul brosur rumah
lol, harga di luar kota yang sudah 20 km dari km 0 kota Makassar saja sudah
diatas 200-an juta apalagi yang masih berkisar 10 km dari tengah kota itu pasti
harga diatas 350-an bo!! Kalau rumah yang 5 meter di pinggir jalan utama berkisar 1,2 Milyar sampai 3 Milyar kalo ini mah dilengkapi dengan kolam renang pribadi dan fasilitas SMART HOME. Tinggal tepuk tangan lampu mati sendiri. Lihat brosur harganya saja sudah SUTRESSSS!!!
Saya bingung juga sih kategori itu mahal apa nggak tapi
bahkan ada beberapa type kecil 37 atau 38 yang seharga 500-an juta, masuk pintu
ekhh ketemu dinding tembok lagi harganya setengah Milyar. Apalagi ruko ya
setelah pernah mencoba bersemangat mencari ruko untuk investasi jangka panjang,
semua ruko yang ada tulisan SALE aku telpon dan kisaran harga Rp 1,2 Milyar –
2Milyar, yang paling murah ruko dalam kompleks perumahan yang kurang
startegis saja saya diberi harga Rp 750
juta *remas2kepala.
Nah kembalike soal gemes-ku ke orang-orang. Jadi bisa
terbayang donk harga property di kota ini gila-gilaan, dan tak
tanggung-tanggung itu naiknya dalam sebulan untuk sebuah pengembang rumah baru
yang sudah terkenal itu bisa menaikkan harga 5-10 juta, bayangkan dengan daya
beli rakyat kecil kayak aku ini yang gajinya naik dalam setahun Cuma sekitar 5
%. Nah perumahan itu harga naik mulu deh, baru aja nawarin dua bulan lalu masih
harga 302 juta ekhhh tahu-tahu hari ini marketingnya telpon sudah naik
lima juta, gaji aku aja belum naik-naik
*super kusutttt ya………..!!!
Jadi dengan segala macam alasan diatas saya paling
bersemangat untuk menasihati teman-teman kantorku untuk beli property se-dini
mungkin. Karena terkait harga yang akan terus naik. Kembali ke inti postingan
ini , tawaran perumahan sangat-sangat murah akhirnya datang dari salah satu
developer yang merencanakan membuat rumah 1000 unit dengan harga hanya Rp 95 juta,
ya betul hanya 95 juta itupun dengan DP menggunakna program JAMSOSTEK, artinya
DP yang seharga 20 % sekitaran 15 jutaan itu akan ditanggung JAMSOSTEK dan user/pembeli
rumah akan mengangsur ke JAMSOSTEK tiap bulan dengan rate bunga sangat kecil ,
tak sampai 1 %. Sisanya user akan mencicil ke bank secara KPR. Ya cicilannya
bisa Rp 500,000. Nah itu menurutku
sangat terjangkaulah buat anak-anak baru masuk atau karyawan non organic di
kantor, daripada mereka Cuma belanja kosmetik, perawatan setiap bulan bisa
lebih dari itu, dan ini rumahnya lumayan loh type 36 , dua kamar dan posisi
perumahannya juga di masa yang akan datang menjadi strategis dan tak ada
ruginya beli rumah, kan value uang di masa datang terus menurun.
Dengan semangat 45 aku membagi brosur ke mereka dan
memanggil marketing khusus untuk ke kantor biar teman-teman yang selalu
alasannhya malas untuk cari-cari ke pameran rumah ini, dan akhirnya
ujung-ujungnya jawaban yang saya dengar ketika dapat informasi dari marketing yang mengkompulir sbb :
- “Akh kata ibuku, karena aku anak bungsu di keluarga jadi rumah kami sekarang di tempati sekeluarga akan menjadi milikku, dan aku belum bicarakan sama suamiku mbak!” Jawab salah seorang dari calon user gagal di kantor! *Gemesss banget aku dengar jawabannya, logika nya walaupun sudah pasti dapat warisan kan lebih punya harga diri donk kalau mampu dengan keringat sendiri membeli rumah sendiri walau kecil, sekecil-kecilnya rumah oops se-sederhananya rumah kalau beli atas nama sendiri dan keringat sendiri adalah sebuah kebanggan, pantang donk membuka tangan nunggu harta warisan dari orang tua, nah loh coba kalo terjadi cekcok sama orang tua atau saudara ayoo mau lari kemana ? Cuma numpang kan statusnya! Ihhh aku dah lihat sendiri salah kerabatku mengalami hal ini. Kasihan kan nasibnya akhirnya keluar dari rumah cari kontrakan padahal dulunya dia mampu beli rumah Cuma karena orang tuanya waktu itu bilang nggak usah beli tinggal disini saja, ya akhirnya endingnya tragis deh.
- “Akh nanti tugas suami aja yang belikan, kan tugas pria beli rumah!!” celetuk salah satu marketing outsource. Nah ini paling bikin gemes lagi, suami aja belum punya, mau berharap sama orang, sama juga kan. Bukankah lebih baik sekali ketika kita sebagai wanita pun mampu sendiri memprovide segala kebutuhan vital dalam hidup ini, nah kalau nantinya sudha bersuami kewajiban suami donk menambahkan asset kita. Kok masih menomorsatukan budaya “berharap” sama orang lain. Saya paling gemes sama yang namanya orang yang suka membuka telapak tangan dan berharap dan tanpa berusaha.Kalau sudah berusaha dulu baru berharap lebih, ketika mendapatkan yang lebih itu adalah BONUS !!!! ya ibarat kata NO PAIN NO GAIN !Durian runtuh juga jarang kok terjadi hahahha kayaknya 1000 tahun sekali.
- Akhh aku sudah ada rumah”!!celetuk salah satu teman kantorku yang saya tahu baru kemarin dia beli velg baru warna biru seharga lebih dari DP rumah yang ditawarkan. Ini lebih gemes lagi karena dia nya gak mikir kali ya kalau anaknya dua orang, mestinya rumah ini bisa dia beli dua langsung di cicil dengan tenor lama tak akan membebani gaji, biaya rokoknya sebulan aja sanggup nyicil uang bulanan rumah imut ini. Ihhhhh gemessss aku………….
- Akh, kan kami outsourcing, jadinya takut ambil cicilan panjang”!! Imbuh salah satu staf admin! Ini juga menggemaskan secara dia sudah kerja bertahun-tahun dan secara untuk hal-hal kayak tas, make up, kawat gigi, dan gajinya juga sangat mampu membayar cicilan kok, masih juga ada alasan mereka untuk bisa berinvestasi. Gaji besar atau gaji kecil menurutku akan sama HABIS juga, nah yang paling hebat menurut saya diantara keduanya adalah orang yang dengan income nya mampu membeli asset yang bisa memberikan passive income dikemudian hari. Saya lebih kagum pada orang-orang yang dengan income pas-pasan namun mampu memanage keuangan untuk menunda kesenangan saat ini untuk bisa membeli asset dan rencana pension yang indah.
- “ Ohhh lokasinya jauh ya, akh siapa donk yang mau tinggal disana!” tukas salah satunya!. Saya kan tak menyarankan sekarang mesti tinggal disana, proses bangunan saja belum rampung, kan investasi masa depan, nanti bisa di kontrakan, atau di jual lagi dengan harga lebih tinggi. Jaraknya juga 16 km dari pusat kota. Dan dia masih bilang itu masih jauh………………Douhhhhhhhhhh KETERLALUAN !!!!!!!!!!
Anyway malah client dari perusahaan lain yang pas aku ketemu malah tertarik untuk investasi padahal dia nya manager HRD perusahaan property ternama di negeri ini loh, dan salah satu driver di kantor mau belikan anaknya. Jadi gemes nya sudah berkurang deh. *Curhatan sore hari !
0 comments:
Post a Comment